Prodi Pendidikan Sosiologi Merespon Kebutuhan Mahasiswa dengan Mengadakan Praktisi Mengajar di Kampus, bertema: “Paradigma dan Praktik Kurikulum Merdeka”

Dalam rangka merespon kebutuhan dan perubahan kurikulum di tingkat sekolah, dengan diberlakukannya kurikulum merdeka, maka Program studi Pendidikan Sosiologi mengadakan kegiatan Setial praktisi Mengajar di Kampus dengan tema Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu tanggal 28 November hingga 29 November 2022. Kelas ini menjadi rangkaian awal dari kuliah praktisi yang dibuat oleh prodi Pendidikan Sosiologi. Pada hari pertama, kuliah praktisi mengambil tema “Paradigma dan Praktik Kurikulum Merdeka”. Pada kelas Kuliah Bersama Praktisi kali ini menjadi salah satu kelas yang wajib diikuti untuk mahasiswa Pendidikan Sosiologi yang sedang mengambil Mata Kuliah Microteaching, sebagai persiapan memasuki Praktik Kependidikan, akan tetapi, kelas ini juga dibuka secara umum.

Kuliah praktisi ini sebagai respon Prodi Pendidikan Sosiologi dalam menyikapi kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kelas workshop diadakan untuk menyiapkan mahasiswa Pendidikan Sosiologi dalam Praktik Kependidikan (PK) yang akan dilaksanakan pada semester 7 mendatang. Kurikulum Merdeka saat ini mulai digunakan oleh sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, mahasiswa Pendidikan Sosiologi perlu mengerti bagaimana Kurikulum Merdeka ini secara mendalam. Hal ini bertujuan untuk mahasiswa nanti dapat menjadi teman berkembang bersama dengan gruu maupun siswa ketika Praktik Kependidikan di sekolah.

Pada hari pertama tanggal 28 November 2022, narasumber yang hadir adalah Endri Kurniawan, M. Si, yang merupakan Kepala Sekolah di SMAN 1 Geyer, Jawa Tengah. Endri juga merupakan salah satu alumni Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2005. Endri merupakan anggota guru penggerak Angkatan pertama, dan kini menjadi salah satu kepala sekolah muda yang dilantik di Jawa Tengah.

Pada kelas pertama ini, narasumber menjelaskan secara detail terkait dengan Paradigma Kurikulum Merdeka. Beliau menjelaskan materi secara runtut terkait dengan Kurikulum merdeka yang telah dilaksanakan oleh berbagai sekolah. Setelah itu memberi gambaran jelas terkait dengan perbedaan jelas antara Kurikulum 2013 (K13) dengan Kurikulum Merdeka ini. Beliau menyampaikan salah satu highlight dalam Kurikulum Merdeka ini adalah adanya P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tidak sampai disitu saja, narasumber juga bebagi pengalaman dalam mengajar Kurikulum Merdeka. Narasumber juga memberi contoh bagaimana proses membagi waktu dalam memberikan materi dan waktu pengerjaan proyek.

Secara garis besar dari materi yang disampaikan, Kurikulum Merdeka ini menjadi pengembangan Kurikulum 2013 yang lebih mengedepankan pada siswa atau student centered learning. Hal ini diadaptasi dari salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara yaitu mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Sehingga mengajar anak perlu mengedepankan kodrat alam sebagai kodrat anak itu sendiri dan kodrat zaman sebagai pengingat bahwa pendidikan pelu diseusaikan dengan zamannya. Penekanan utamanya pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini, guru atau pendidik hanya sebagai fasilitator untuk siswanya, serta pemberian hak kebebasan guru menetapkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid dan sekolahnya. (Admin)