Merengkuh Asa lewat Pendidikan: Pengalaman Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Mengikuti Kegiatan Kampus Mengajar.

Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka kembali mengadakan program Kampus Mengajar Batch 1 Tahun 2021 setelah program Kampus Mengajar Perintis berjalan baik di tahun sebelumnya. Program ini diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Sebanyak 15.000 dari 36.000 peserta lolos seleksi akhir mahasiswa untuk program Kampus Merdeka Angkatan 1 Tahun 2021, yang diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia baik dari universitas negeri maupun swasta.

Kampus Mengajar merupakan kegiatan mengajar di sekolah, dimana dijelaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim bahwa tujuan diadakannya program ini adalah untuk menghadirkan para mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi, yang rencananya akan berlangsung selama tiga bulan, dari Maret hingga Juni 2021. Kegiatan ini berfokus untuk membantu pembelajaran di masa pandemi, terutama untuk sekolah dasar (SD) di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Sebagai wujud implementasi kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari semua program studi di Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia untuk terjun secara langsung memberikan kontribusi terbaiknya di seluruh wilayah Indonesia, oleh karenanya, saya mencoba mengambil kesempatan berharga ini untuk mencari pengalaman baru.

Setelah mengikuti pendaftaran dan serangkaian seleksi program Kampus Mengajar ini, saya dinyatakan lolos seleksi dan ditempatkan di sekolah dekat dengan tempat tinggal saya, yaitu SD IT Istiqomah Gandon, yang beralamat di Dusun Brongkol, Desa Gandon, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Perjalanan ke sekolah bisa saya tempuh selama kurang lebih 25 menit dengan kendaraan bermotor. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang masih berakreditasi C, yang berada di lingkungan pedesaan, lumayan jauh dengan perkampungan masyarakat maupun fasilitas umum.

Bisa teman-teman bayangkan keadaan sekolah ini, dengan fasilitas yang masih minim dan tenaga pendidik yang dapat dikatakan masih seadanya. Terdapat 6 ruang kelas layak pakai dan 1 ruang guru yang terbagi atas UKS, ruang kepala sekolah, tempat beribadah, dan koperasi sederhana yang hanya menyediakan alat tulis. Belum sama lengkap dengan sekolah pada umumnya yang memiliki perpustakaan, kantin, laboratorium komputer, dan lain sebagainya, sekolah ini saat ini menampung 153 siswa sekolah dasar, dengan sistem pembelajaran yang dilakukan secara luring tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam pelaksanaan pembelajaran setiap harinya. Pembelajaran yang dilakukan hanya berpanduan penyelesaian LKS, namun tetap mengikuti kalender akademik pendidikan nasional.

Sebagai mahasiswa jurusan kependidikan, saya sangat tertarik untuk mengetahui proses pembelajaran secara lebih lanjut, dengan membantu guru mengajar di kelas. Di masa pandemi ini pembelajaran sempat diadakan secara daring, melakukan home visit, dan pembelajaran jarak jauh, namun tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, karena memang keadaan siswa yang kurang mendukung. Sekolah ini menerapkan pembelajaran 6 hari kerja dengan membagi 2 kelompok setiap kelasnya. Oleh karenanya, saya dan tim kampus mengajar di SD IT Istiqomah juga membagi jadwal sesuai dengan kebutuhan kelas. Disanalah pengalaman pertama saya mengajar di kelas, membawa arah dan suasana kelas, sehingga meraskan kebermanfaatan perkuliahan yang sedang saya tempuh yang diimplementasikan di sekolah yang sebenarnya. Ternyata mengajar tidak semudah apa yang dibayangkan. Namun dengan tantangan ini lah kreatifitas dan inovasi saya teruji.

Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk mereka yang sedang berjuang menjadi orang besar. Keadaan setiap orang tidak selalu sama, ketidakmerataan pendidikan beserta fasilitasnya masih menjadi permasalahan bagi bangsa, namun saya sebagai mahasiswa bangga dengan semangat belajar para siswa untuk memperjuangkan kehidupan mereka. Untuk itu, saya, Zakia Listiya A dari prodi Pendidikan Sosiologi angkatan 2018, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, sangat antusias dengan program Kampus Mengajar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Salam Pendidikan, Salam Perjuangan!

#KampusMengajar #KampusMerdeka. (Zakia Listiya Asmarany, Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi 2018)